Selasa, 03 Mei 2011

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MENERUT PARA AHLI

Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut beberapa ahli:

Kemp & Dayton(1985)
Mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:
1) Media cetakan
Yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Misalnya buku teks, lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun instruktur, brosur, dan teks terpogram.
2) Media pajang
Pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Misalnya papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran.
3) OHP dan transparansi
Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding.
4) Rekaman audiotape
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan.
5) Seri slide (film bingkai) dan filmstrips
Adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar 10 sampai 100 buah.
6) Penyajian multi-image
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menununjukkan bagaimana suatu benda. Diagram yang melukiskan hubungan konsep, organisasi, dan struktur materi.
7) Rekaman video dan film hidup
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
8 ) Komputer
Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (keybord dan writing pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor, printer).

Seels & Glasgow (1990)
Melakukan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi, mereka membagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1) Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
• proyeksi opaque (tak tembus pandang)
• proyeksi overhead
• slides
• filmstrips
b. Visual yang tak diproyeksikan
• gambar, poster
• foto
• charts, grafik, diagram
• pameran, papan info, papan-bulu
c. Audio
• rekaman piringan
• pita kaset, reel, catridge
d. Pernyajian multimedia
• slide plus suara (tape)
• multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
• film
• televisi
• video
f. Cetak
• buku teks
• modul, teks terpogram
• workbook
• majalah ilmiah, berkala
• lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
• teka-teki
• simulasi
h. Realita
• model
• specimen (contoh)
• manipulatif (peta, boneka)
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. media berbasis telekomunikasi
• telekonferen
• kuliah jarak jauh
b. Media berbasis mikroprosesor
• computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer)
• permainan komputer
• sistem tutor intelejen
• interaktif
• hypermedia
• compact video disc

Leshin, Pollock & Reigeluth (1992)
Mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu:
1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, dan kegiatan kelompok)
2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas)
3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, dan slide)
4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, dan televisi)
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video dan hypertext)

Gerlach dan Ely
mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, yaitu:
a. Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu.
b. Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel.
c. Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dan karikatur.
d. Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips), film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.
e. Film(motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atu kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
f. Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect).
g. Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dari informasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melalui mesin komputer.
h. Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film

Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh
Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut.
a. Pengalaman langsung (the real life experiences)
Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)
Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only)
Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.

Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkan pada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak.


Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera yang diperoleh
Dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette Tape Recorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting..

Klasifikasi berdasarkan penggunaannya
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.
Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi)

Di samping di atas , media juga dapat dikelompokan berdasarkan sifat modernnitasnya, antara lain sebagai berikut.
a. Ruang kelas otomatis
yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol) untuk menciptakan perubahan kelas besar menjadi kelas kecil atau diskusi.
b. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system)
Suatu sistem ruang proyeksi yang melengkapi ruang kelas otomatis, yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
c. Sistem interkomunikasi.
Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana programnya di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh beberapa sekolah. Untuk memelihara interaksi dan partisipasi siswa setiap kelas disediakn media interkomunikasi.



5) Klasifikasi berdasarkan pemanfaatannya
Duncan menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah pengadaanya, sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas.

Setyosari dan Sihkabuden (2005)
Mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan lima kategori. Yaitu klasifikasi media berdasarkan: bentuk dan ciri fisiknya, jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, pesepsi indera yang diperoleh, penggunaannya, dan hirarkhi pemanfaatannya.
1) Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisiknya
a. Media pembelajaran dua dimensi
yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnya peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b. Media pembelajaran tiga dimensi
yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c. Media pandang diam
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
d. Media pandang gerak
yaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya

Brezt (1972),
yang mengidentifikasi media dalam tiga unsur pokok
yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan ketiga unsur tersebut
Brezt mengklasifikasi media ke dalam delapan klasifikasi yaitu:
• media audio visual gerak
• media audio visual diam
• media audio semi-gerak
• media visual gerak
• media visual diam
• media semi-gerak
• media audio
• media cetak

Smaldino, menklasifikasikan media sebagai berikut :
• Text : poster, chalkboard,computer screen
• Audio : music, mechanical sounds, noise
• Visual : photographs, graphics in book, cartoons
• Video : including DVD, videotape, computer animation
• Manipulatives : three dimensional, can be touched
• People : teachers, students

Gagne, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti:
• benda untuk didemonstrasikan,
• komunikasi lisan,
• media cetak,
• gambar diam,
• gambar gerak,
• film bersuara,
• mesin belajar.

Briggs, mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah:
• objek/benda nyata,
• model,
• suara langsung,
• rekaman audio,
• media cetak,
• pembelajaran terprogram,
• papan tulis,
• media transparansi,
• film bingkai,
• film (16 mm),
• film rangkai,
• televisi,
• gambar (grafis).

Schramm, media digolongkan menjadi
• media rumit
• mahal,
• media sederhana.

Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu :
(1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile;
(2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape;
(3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan telpon.

Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu:
• visual diam,
• film,
• televisi,
• obyek tiga dimensi,
• rekaman,
• pelajaran terprogram,
• demonstrasi,
• buku teks
• cetak,
• dan sajian lisan.

Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain:
• info faktual,
• pengenalan visual,
• prinsip dan konsep,
• prosedur,
• keterampilan,
• sikap.
Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.

Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu
• media tanpa proyeksi dua dimensi
• media tanpa proyeksi tiga dimensi
• media audio
• media proyeksi
• televisi, video, komputer.

0 komentar:

Posting Komentar